Jumat, 12 Oktober 2018

Disanksi Seumur Hidup Oleh PSSI, Begini Reaksi Yuli Sumpil

Disanksi Seumur Hidup Oleh PSSI, Begini Reaksi Yuli Sumpil

Disanksi Seumur Hidup Oleh PSSI, Begini Reaksi Yuli Sumpil
SPORTS - Dirigen Aremania, Yuli Sumpil disanksi seumur hidup dilarang masuk ke stadion di seluruh Indonesia oleh PSSI. Sanksi itu menyusul aksi yang dinilai provokasi karena turun ke lapangan saat laga Arema FC kontra Persebaya.

Yuli Sumpil mengaku santai dengan sanksi yang diberikan oleh PSSI. Menurutnya, sanksi PSSI seperti lelucon sering tidak adil. Ia menilai sanksi PSSI seperti tebang pilih, terkadang tajam terkadang juga tumpul.

"Saya disanksi santai saja, tak jarno (tak biarkan). Tapi yang saya sayangkan kenapa untuk Arema seberat itu," kata Yuli Sumpil, Jumat, (12/10/2018).

Adapun Arema FC juga diberi sanksi pertandingan tanpa penonton hingga akhir musim. Kemudian Aremania dilarang mendampingi laga kandang dan tandang sampai akhir kompetisi. Serta denda sebesar Rp 100 juta.

"Banyak yang tanya, banyak yang bilang katanya ini tidak adil. Tapi yaweslah ini nanti akan kembali ke semuanya apakah ini layak. Silahkan dinilai sendiri," ujar Yuli Sumpil DOMINO ONLINE

Yuli Sumpil membandingkan dengan aksi provokasi yang dilakukan oleh Bonekmania pada putaran pertama. Saat itu pemain Arema dilempari botol, saat pertandingan dan bubaran laga.


Kemudian logo dan nama Arema FC dibalik selama 90 menit di papan skor. Ia menilai hal itu sengaja dibiarkan oleh panitia pelaksana. Kemudian gawang Arema juga dikencingi oleh Bonekmania. Selain itu, maskot Persebaya mengacungkan jari tengah kepada pemain Arema FC.

"Di Surabaya lebih parah, logo juga dirobek dan dibalik. Tapi kami tidak mental sosmed, tidak merengek. Silahkan dibandingkan apa yang dilakukan Bonekmania dan Aremania," ucap Yuli Sumpil.

Yuli Sumpil meminta Aremania lainnya untuk tetap memberikan dukungan meski tanpa kehadiran dirinya di tribun. Ia mengaku apa yang dilakukan saat lawan Persebaya adalah aksi spontan penuh emosional. QQ ONLINE

"Harga diri itu tetap ada yang penting saya bukan pecundang. Apapun yang dikatakan orang itu terserah. Saat itu saya emosional dan itu spontan, bahkan sebenarnya di Surabaya lebih parah," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar